Sugio dan Waduk Gondang
Paginya aku segera susuri jalan Sugio dengan jalan kaki. Sempat mengambil beberapa gambar. Dan ada yang unik. Sebuah koperasi simpan pinjam syariah. Entah motivasi apa kok ngasih namanya unik gitu. Hehehe…
Setelah berjalan hampir dua kilo Riefky menyusulku menggunakan motor. Aku sempat mengambil beberapa gambar di lapangan Sugio. SMPN 1 nya dan juga pasar. Juga nemu tulisan yang salah di misi dari SMPN 1 Sugio. Masak nulis misinya aja salah. Apalagi pelaksanaanya. Mana nggak diperbaiki lagi. Wah dasar!!
Setelah puas melihat dan menfoto, kami langsung balik ke rumah Riefky. Mandi dan sarapan bareng-bareng. Setalah istirahat dan mengobrol sejenak kami langsung pamit untuk pergi ke Waduk Gondang. Waduk ini tidak terlalu jauh dari rumah Riefky. Sekitar tiga kilometer. Terletak di desa Gondang Kidul kecamatan Sugio. Diresmikan oleh alm. Bapak HM Soeharto pada tahun 1987.
Waduk ini cukup ramai, karena bertepatan dengan hari libur. Kebanyakan mereka datang berpasang-pasangan. Setelah melihat-lihat kami sempat mampir di warung ayu. Warung yang seluruh penjualnya perempuan muda-muda yang akan ikut nimbrung bercakap-cakap akrab dengan pembeli. Rata-rata mereka cukup centil, jadinya hampir seluruh pengunjungnya laki-laki.
Setelah hampir satu jam kami kembali ke Waduk Gondang. Aku pengen naik perahu. Sekedar untuk keliling waduk yang debit airnya terus surut tersebut. Padahal sekarang adalah musim penghujan. Biasalah karena illegal logging.
Kami harus menunggu penumpang lain untuk bisa keliling. Tiketnya cukup murah sih. Cuma dua ribu rupiah saja. Tak lebih. Ketika berkeliling waduk sempat juga melihat orang” sekitar yang mengangkut rumput menggunakan perahu. Sempat pula melihat anak muda pacaran sampai ‘cipokan’ yang kami soraki tapi cuek bebek. Wah anak Lamongan sekarang berani” oey.
Setelah puas dengan Waduk Gondang dan melihat beberapa ‘drama percintaan’kami segera pulang. Sholat dzuhur dan istirahat. Sore hari kami harus balik ke
Hujan turun dengan derasnya siang itu. Kami tunggui sampai reda. Sekitar pukul tiga tigapuluh hujan mulai mereda. Kami langsung cabut ke arah Babat. Untuk mengambil GL Pro tercinta dan si Riefky harus pamitan dengan Elina. Setelah sampai dirumah pak Karim, tempat kami harus berpisah. Aku tak jadi langsung balik ke
1 komentar:
eh,itU dKet rUmahku LoOh,,,
:p
Posting Komentar