Senin, Maret 17, 2008

Bojonegoro, arti sebuah ketenangan... Nort East Java Journey..3

Bojonegoro, arti sebuah ketenangan.

Jarak antara Babat dan Bojonegoro hanya sekitar 40 km. Aku menempuhnya sekitar 40 menit. Harusnya bisa lebih cepat sih. Karena jalan agak bergelombang dan lubang” makanya harus hati-hati banget. Berangkat dari Babat sekira jam 5 sore, sampai sana sekitar lima empat puluh menit. Tadi sempat nanya ke orang di lampu merah dimana daerah Kampung Baru. Saudaraku tinggal di Kampung Baru, selatan Stasiun Bojonegoro. Disana sudah menunggu keluarga minus putra-putrinya yang besar. Mereka sedang kerja dan study di Malang.

Sesampai di rumah tersebut aku segera disambut tuan rumah. Setelah ngobrol ngalor-ngidul aku permisi untuk mandi dan sholat magrib. Aku diantarkan kekamar lantai atas. Disana ada tiga kamar. Satu kamar ditempat kakak beradik anak Man dan MTsN Bojonegoro dari daerah udik yang aku lupa namanya. Satu kamar untuk sholat. Dan satu kamar untukku. Selesai semuanya aku segera beranjak turun kebawah. Dibawah, mereka sudah mengungguku untuk makan malam. Aku capek luar biasa sebenarnya. Tapi semangatku masih berkobar-kobar untuk keliling kota.

Selesai makan malam, ditemani Iqbal aku keliling kota. Sampai di alun-alun, aku telpon temenku SMP yang tinggal disana. Triana namanya. Dia temen smp, tapi waktu smp kami tak saling kenal. Mungkin dia kenal aku, tapi aku tak kenal dia. Halah… Tak begitu sebenarnya. Aku warga kelas dua di smpku. Smp kampung yang berada di lereng Gunung Wilis. Pantaslah kalo tak dikenal. Hehehe…

Dia sekarang bekerja di RSI Bojonegoro. Sebuah rumah sakit swasta paling elit di kota tempat lahir pahlawan nasional Tirto Adhi Soeryo ini. Atau yang lebih dikenal sebagai Mingke di tetralogi Pulau Burunya Pramoedya Ananta Toer. Dia tinggal tak jauh dari masjid agung Bojonegoro. Selitasan ketapel saja. Setelah menunggu sekira sepuluh menit, akhirnya dia datang juga. Dia tampak anggun didalam balutan jilbab hijaunya.

Kami sempat ngobrol sejenak. Tak lupa kami ngobrol tentang guru favorit smp kami yang sekarang pindah ke kota ini. Pak Fayakun namanya. Dia guru Bahasa Inggris dan Matematika favorit kami. Sekarang dia mengajar di SMP 5 kota yang tenang ini. Selain mengajar dan memberi les privat, Mr. Fay juga menjadi penyiar sebuah radio ternama. Madani FM namanya. Setelah membincankan dia, kami segera beranjak dari alun-alun pergi kerumah kontrakanya. Di kontrakan kami tak menemukan beliau. Segera kami beranjak menuju radio Madani Kami lihar beliau sedang dipijit oleh seorang satpam radio. Wajah beliau tak banyak berubah. Mungkin hanya kumisnya saja yang bertambah lebat. Tak tampak kerutan diwajah putih beliau. Sampai disana, Triana memberi teka-teki standar ketika seorang guru lama tak berjumpa dengan muritnya. Menebak nama panggilan. Tak lebih. Pertama dia kasih klu, aku temanya Aries. Aries adalah salah satu warga kelas satu di smpku. Teman sekelasku selama tiga tahun. Tak ada yang tak mengenalnya. Di bahkan dikirim mewakili smpku dalam jambore nasional.

Mr. Fay mulai mendapat kejelasan. Ooo Ariep, Ajib… yang pasti awalanya a kan? Yang kecil bangat dulu kan? Emang dulu aku kecil luar biasa. Hampir sebahu teman-teman sebanyaku. Untung Mr. Fay tak bilang yang kudisan dan bodoh tak ketulungan itu kan?? Hehehe…

Akhirnya beliau menemukan namaku. Diajaknya kami pergi kesebuah kedai fast food. Aku lupa namanya. Aku tak berselera makan malam itu. Aku hanya ingin ngobrol saja. Lain tidak.

Kami ngobrol ngalor-ngidul laiknya teman saja. Beliau adalah mantan guru SMPku. Tapi sekarang sekat-sekat itu serasa hilang saja. Beliau memang gurung yang supel luar biasa. Otaknya encer, cara mengajarnya enak dan pantaslah menjadi guru favorit di setiap otak anak didiknya. Aku salah satunya.

Triana harus istirahat malam ini. Dia capek dan penat kurasa. Makanya kami segera berpisah untuk sebisa mungkin bertemu lagi dilain waktu.

Setelah pak Fay berlalu, kami, aku, Triana dan Iqbal yang setia menemaniku, menemui satu temeku yang tinggal juga di Bojonegoro. Nurul namanya, tapi kami biasa memanggilnya Hezek. Entah apa artinya. Dia sudah beranak pinak disini. Anaknya satu. Umurnya sekira enam bulan. Istrinya juga bernama Nurul, kebetulan yang tak tekira.

Kami hanya bertemu sebentar. Badanku juga tak bisa dibohongi, capek luar biasa. Aku berjanji, esok selepas isyak aku akan kerumahnya.

Akupun berpisah dengan Nurul, Triana dan alun-alun Bojonegoro. Besok pagi aku akan kekosan Triana. Kami akan keliling Tuban. Kota legendaris di utara pulau jawa. Kota tempat Ronggolawe diakui keperkasaanya. Kota Sunan Bonang memulai mengajarkan Islam ditanah jawa.

2 komentar:

usaha laundry mengatakan...

usaha laundry , bisnis laundry , deterjen laundry , waralaba laundry , franchise laundry , softener laundry , pewangi laundry

villa singosari 082142790789 mengatakan...

Interior Bojonegoro, Desain Interior Bojonegoro, Meubel Minimalis Bojonegoro, Interior Furniture Bojonegoro, Furniture Minimalis Bojonegoro , Ferdy 085649842128