Kamis, April 10, 2008

Mojokerto atau Mojopahit

Sudah sejak lama aku merindukan keluar kota Surabaya. Sekedar keluar dari rutinitas yang boring. Dan tentu beban di otak yang makin menggelayut. Aku butuh refresing!!

Tak berapa lama setelah tersebersit pikiran tersebut, Bos tempatku ‘nguli’ menawarkan kerjaan diluar kota. Di Mojokerto tepatnya. Karena akupun belum pernah ke Mojokerto tawaran itu langsung aku terima saja. Tanpa pikir panjang tentunya, tipikalku, hehehehe. Tipikal otak udang tambak.

Setelah mempersiapkan semua keperluan, aku dan temanku Rian langsung berangkat. Rumah Makan Restu Bundo, di Jalan RayaTrowulan tepatnya. Ku pikir ini sesuatu yang lumayan. Jalan-jalan sambil kerja. Jadi tujuan utamanya jalan-jalan. Tujuan sampingan, kerja. Hehehe…, tak dibayarpun aku bersedia.

Sebelum hari H aku sudah eksplore Mojokerto di internet. Cuma dapat sedikit informasi saja. Tentang peninggalan sejarah-sejarah Mojopahit, tentang tempat tongkrongan anak-anak mudanya dan tentunya hiburan malamnya. Hehehe…

Aku berangkat pagi hari dari kantor. Membawa peralatan jaringan dan juga listrik. Dengan motor tercinta, aku segera bergegas. Melibas jalanan Surabaya-Mojokerto yang penuh lubang dan gelombang – khas jalanan Indonesia – membuat kami harus esktra waspada. Meski begitu, kecepatan kami hampir selalu delapan puluh kilometer bahkan lebih. Hanya sekali istirahat di kawasan Balong Bendo, Sidoarjo, untuk sekedar isi bensin dan buang aer titit, eh buang aer kecil ding.

Jalanan kami rangkaki sekitar satu jam. Sampai juga di Rumah Makan Restu Bundo akhirnya. Setelah nanyak ke orang restoran, kami bergegas ke Aula tempat acara tersebut akan dilaksanakan. Aku dan Rian langsung membuka peralatan dan mendesain layout ruangan. Tak lupa kutelepon contact person yang di berikan bosku, Hendri namanya. Selain itu disana ada juga pesuruh yang biasa tugas disitu, Yono namanya.

Setelah aku telfon Mas Hendry, dia berjanji akan segera meluncur. Yang ditunggu tak jua datang. Lebih dari satu jam aku tunggu dan akhirnya dengan tanpa dosa menampakkan batang idungnya. Dia datang dengan seorang karyawan Bank Danamon, Sisilia Martini namanya, biasa dipanggil Sisil.

Setelah mengeset jaringan, komputer dan juga listrik, meski belum selesai, harus makan siang dulu. Kalo dituruti bakal nggak akan selesai siang itu. Selain itu perut tak bisa diajak kompromi!!

Makan siang!! Aku, Rian, Mbak Sisil dan Mas Hendry. Kami saling curhat tentang acara ini. Mas Hendry dan Mbak Sisil sebenarnya hanya ditugasi untuk mentraining saja. Tanpa tahu masalah komputer. Mereka hanya tahu beres saja. Begitupun kami, hanya ditugasi menyeting jaringan komputer dan listriknya saja. Lain tidak. Ternyata komputer masih menumpuk di gudang. Tak ada yang membongkar dan menginstallnya. Akhirnya kami berempat ditambah beberapa pegawai restoran dan Yono memberesi semuanya. Anjrit emang. Kambing lebih tepat kurasa.

Satu ruangan udah selesai diseting. Jam sudah menunjuk angka limabelas tigapuluh. Kami segera beranjak ke ruangan VIP. Disana kami harus menginstall barang lima komputer lagi. Sapi perah! Karena masih ada acara di Surabaya maka Rian pamit pulang. Tinggalah aku sendiri menyelesaikan semuanya. Setelah menyeting semua, kabel aku potong sesuai peruntukan. Kumasukkan tas dan akan ku krimping di hotel.

Jam menunjuk pukul enambelas tigapuluh, aku segera beranjak ke hotel. Berjarak kira-kira sepuluh kilometer dari RM Restu Bundo. Suryo Majapahit namanya. Dijalan Pahlawan No 40 Mojokerto.

Sesampai di Hotel aku segera merebahkan diri. Sekedar untuk mengurangi letih yang sedari tadi menggerayangi tubuh. Segera aku nyalakan air di bath up denga setelan air hangat. Sudah lama tak ku rasakan berendam di bath up. Hehehe… Dasar Udik.

Sekitar jam tujuan pihak hotel menelpon. Ada Mas Hendry dan Mbak Sisil yang menunggu. Di Warung Bakso Cak Man disebelah Hotel. Sembari makan kami ngobrol banyak. Katanya dua hari kedepan pihak Danamon tidak akan menanggung biaya hotel lagi. Penginapan akan ditanggung pihak vendor. Aku hanya bisa tersenyum getir, pahit lebih tepatnya. Tapi sebenarnya emang sudah diset kalau aku tidak akan tidur disebuah hotel. Jadi kalo tidur di hotel itu hanyalah bonus belaka buatku. Jadi nyatai aja sih. Tak masalah buatku. Selesai mengobrol dengan mereka aku segera beranjak ke kamar.

Seperti biasa, aku akan eksplore kota Mojokerto malam hari ini. Tujuan pertamaku alun”. Hampir disetiap kota di jawa menjadikan alun” pusat segala aktifitas. Jadi pembangunan dimulai dari sana lalu kepinggir menyebar kesegala arah.

Sesampai di sana aku berhenti disamping pak tua penjual jagung. Malam itu kota Mojokerto di baluri hujan rintik-rintik. Tapi itu tak menyurutkan langkahku untuk jalan”. Setelah mengobrol dengan beberapa orang disitu, aku dianjurkan ke jalan Hayam Wuruk. Disitu banyak kafe jalanan yang penuh dengan anak muda. Dan ternyata perkiraanku tak meleset. Banyak anak muda yang berpasang-pasangan yang sedang memadu kasih disana. Dijalan yang berada dipinggir sungai Brantas tersebut aku berhenti disalah satu kafe. Disana rata-rata kafenya berbentuk bangunan bongkar pasang. Lebih cocok disebut warung menurutku. Meski mendekati kadang kerbau!! Hehehe…

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Gaya Bahasamu kayak wartawan poskota aja liep... tapi lucu, aku suka tulisanmu.. :D
- Mas Ali, temen kos di BJS -

usaha laundry mengatakan...

usaha laundry , bisnis laundry , deterjen laundry , waralaba laundry , franchise laundry , softener laundry , pewangi laundry