Selasa, Juli 28, 2009

Bung Hatta dan Sepatu Bally

ADA tahun 1950-an, Bally adalah sebuah
merek sepatu yang bermutu tinggi dan
tentu tidak murah.

Bung Hatta, Wakil Presiden pertama RI,
berminat pada sepatu Bally. Ia
kemudian menyimpan guntingan iklan yang
memuat alamat penjualnya, lalu
berusaha menabung agar bisa membeli
sepatu idaman tersebut.

Namun, uang tabungan tampaknya tidak
pernah mencukupi karena selalu terambil
untuk keperluan rumah tangga atau untuk
membantu kerabat dan handai taulan
yang datang kepadanya untuk meminta
pertolongan.

Hingga akhir hayatnya, sepatu Bally
idaman Bung Hatta tidak pernah terbeli
karena tabungannya tak pernah mencukupi.

Yang sangat mengharukan dari cerita ini,
guntingan iklan sepatu Bally itu
hingga Bung Hatta wafat masih tersimpan
dan menjadi saksi keinginan
sederhana dari seorang Hatta.

Jika ingin memanfaatkan posisinya waktu
itu, sebenarnya sangatlah mudah bagi
Bung Hatta untuk memperoleh sepatu
Bally. Misalnya, dengan meminta tolong
para duta besar atau pengusaha yang
menjadi kenalan Bung Hatta.

"Namun, di sinilah letak keistimewaan
Bung Hatta. Ia tidak mau meminta
sesuatu untuk kepentingan sendiri dari
orang lain. Bung Hatta memilih jalan
sukar dan lama, yang ternyata gagal
karena ia lebih mendahulukan orang lain
daripada kepentingannya sendiri," kata
Adi Sasono, Ketua Pelaksana
Peringatan Satu Abad Bung Hatta.

Pendeknya, itulah keteladanan Bung
Hatta, apalagi di tengah carut-marut
zaman ini, dengan dana bantuan presiden,
dana Badan Urusan Logistik, dan
lain-lain.

Bung Hatta meninggalkan teladan besar,
yaitu sikap mendahulukan orang lain,
sikap menahan diri dari meminta hibah,
bersahaja, dan membatasi konsumsi
pada kemampuan yang ada. Kalau belum
mampu, harus berdisiplin dengan tidak
berutang atau bergantung pada orang lain.

Seandainya bangsa Indonesia dapat
meneladani karakter mulia proklamator
kemerdekaan ini, seandainya para
pemimpin tidak maling, tidak mungkin bangsa
dengan sumber alam yang melimpah ini
menjadi bangsa terbelakang, melarat,
dan nista karena tradisi berutang dan
meminta sedekah dari orang asing.

Tidak ada komentar: