Aku bangun sekitar pukul
Setelah mandi, aku selesaikan krimpingan kabel yang masih tersisa. Sambil bersantai menonton discovery channel di jaringan Astro. Aku coba telpon Rian yang katanya akan langsung ke menyusul dari
Jam menununjuk pukul delapan pagi. Rian tak kunjung datang ataupun menelpon. Aku telpon berkali-kali tapi tak kunjung diangkatnya telponku. Ah mungkin dia sedang diperjalana. Jika dia baru berangkat berarti satu jam lagi mungkin baru sampai dia di RM Restu Bundo. Ah entahlah males aku mikirnya. Yang penting aku kesana dan menyelesaikan semua kerjaan. Sekitar jam setengah sembilan aku meluncur ke RM Restu Bundo. Sekitar sepuluh menit aku sudah sampai ditempat. Tak lebih. Langsung aku masuki ruangan VIP dengan bantuan pegawai RM sebagai juru kunci. Kutancapkan semua kabel yang selesai aku krimping di hotel tadi. Ku ping semua dan berjalan sangat sukses. Gilang-gemilang, hehehehe…
Tak berapa lama Rian datang dengan tergopoh-gopoh. Meminta maaf atas keterlambatanya. Aku hanya bisa memaklumi. Akupun kadang begitu. Tak mengapa. Semua pekerjaan telah selesai. Tinggal merapikan kabel-kabel yang berserakan tak keruan. Tak lebih. Paling tak lebih dari satu jam saja. Mbak Sisil datang dengan seorang pengantar. Pegawai Danamon Jombang juga. Mas Hendry yang dia tanyakan tak menampakkan batang hidungnya. Setelah berbasa-basi ria, Mbak Sisil minta pamit. Masih ada urusan di Mojokerto.
Sekarang tinggal aku dan Rian saja. Segera kami selesaikan perapian kabel. Tak sampai sejam semua sudah selesai. Tinggal menunggu IT Staff Danamon Surabaya datang. Itu saja. Dari pada bengong di RM mending jalan-jalan, begitu pikirku. Mumpung di Mojokerto. Kami susuri jalanan desa kecamatan Trowulan. Kami tak tahu entah kemana. Sempat kami mampir kewarung. Sekedar untuk minum kopi dan menghisap asap tembakau. Tak lupa aku membeli rokok-rokok aneh yang ada disitu. Untuk menambah koleksi bungkus rokok yang mulai menjejali lemari kamarku. Cukup lama kami disitu. Ternyata ibu pemilik warung adalah mantan orang
Tak langsung ke RM kami setelah keluar dari warung. Menyusuri jalanan desan yang asri diselingi sawah-sawah dan juga kebun tebu. Laiknya kampungku di lereng Gunung Wilis.
Hari itu hari Jumat. Aku harus jumatan. Di Masjid dekat RM. RM tutup total siang itu. Semua elemennya sholat Jumat. Kecuali satpam tentunya. Memang orang-orang minang terkenal dengan kultur islamnya yang luar biasa, walau jadi preman sekalipun. Karena laki-laki minang dididik di surau-surau waktu akan beranjak dewasa. Tak ada tidur malam di rumah.
Sekitar jam satu Mas Hendry dan Mbak Sisil datang. Bersama mereka tampak tukang proyektor dan asistenya. Tak enak aku menyebutnya pembantu. Asisten tampak lebih terhormat. Hehehe…
Kami santai saja ketika mereka datang. Mereka seperti digelayuti beban tak keruan. Mas Roni sang IT Staff Danamon tak jua menampakkan batang idung. Aku dan Rian justru sibuk dengan permainan Counter-Strike yang aku bawa diflasdiskku. Condition Zero tepatnya. Kemarin beberapa komputer memang aku install game ini. Sekedar untuk menemani waktu mengunggu kami. Hehehe…
Sekitar jam dua Mas Roni datang dengan tergopoh-gopoh. Hardisknya rusak. Dia harus mengkopi ulang system ******** dan beserta semua program pendukungnya kembali. Sistem yang akan ditrainingkan di RM. Sistem masa depan Danamon. Ditambah mencari hardisk baru tentunya.
Dibantu Mbak Sisil dan Mas Hendry, Mas Rony segera bekerja. Kami, main game. Karena lama-lama nggak enak juga, kami segera menyingkir. Ngobrol-ngobrol sambil memenuhi paru-paru dengan nikotin di warung lesehan RM. Angina sepoy-sepoy membangkitkan rasa kantuk kami. Rian yang paling cepat. Dia laiknya temenku si Tarsan. Cepet sekali tertidurnya. Sore menjelang waktu kami membuka mata. Tak enak ati kami kembali ke ruangan. Siapa tahu ada sesuatu yang bisa kami bantu. Walau yang remeh-remeh.
Banyak system yang belum jalan. Kening Mbak Sisil dan Mas Henry berkerut tak keruan. Mas Ronipun serupa. Kami hanya cengar-cengir sahaja. Tak lebih. Server hanya satu sahaja diruang utama. Padahal ada dua ruang yang harus terkonek. Akhirnya kami harus narik kabel UTP hampir sekitar seratus meter. Aku krimping seadanya. Dan gagal. Hehehe… Kulihat kembali krimpingan itu kembali. Ternyata ada satu kabel yang tak masuk. Dasar bloon.
Selesai sudah tugas ku sebenarnya. Tak enak juga melihat mereka pontang-panting benerin program yang tak kunjung selesai. Rian, menghisap tembakau dan minum kopi susu di RM.
Hari makin larut. Mbak Sisil dan Mas Hendry tampak kelelahan. Besok mereka harus menjadi mentor di training. Kasihan sih, tapi apa daya. Kami tak bisa membantu. Kami tak boleh tahu system itu.
Sekira jam sepuluh Mbak Sisil dan Mas Hendry beringsut pulang. Kasihan mereka, kucel tak keruan. Kami, kucel dan dekil. Emang dari sananya sih.
Aku bantuin Mas Roni sepulang mereka. Rian, nge-game CS Condition Zero.
4 komentar:
Tarsan record of THE WORLD CLASS SLEEPER had already beaten with someone else ? you tell me dude ;)
yeah, my friend mybe beaten u,mr awancool!!
selamat mr awancool akhirnya ada yang mengalahkan anda!!
usaha laundry , bisnis laundry , deterjen laundry , waralaba laundry , franchise laundry , softener laundry , pewangi laundry
Posting Komentar