Remang temaram malam sering kali mengalirkan rasa sunyi. Rasa sunyi yang membuat kesepian. Diperantauan ku yang kedua setelah Bandung, sering kali aku dihinggapi rasa sedih. Sedih kehilangan kegiatan rutin yang aku lakukan dirumah. Masak di dapur dengan ibu tercinta di pagi hari, ngopi di warung deket lapangan sama teman”, nongkrong dipinggir jalan dan bercanda bareng teman sekampung, bercengkrama dan diskusi bersama keluarga di ruang tengah, makan pagi masakan ibu yang lueezaat dan masih banyak lagi yang lain. Seringkali keinginan untuk merasakannya hadir dengan kuat. Entah kenapa.
Ada yang pergi ada pula yang datang. Ketika semua hal tadi melenyap, timbul hal” baru yang datang tanpa diundang. Candaan Rizki dan Anang “Pak Mori”Banyuwangi yang seringkali mengundang tawa. Anang Madura yang seringkali menghadirkan senyum dengan bahasa jawa logat madura yang kental. Mbak Yani dengan beberapa petuah bijaknya. Malik yang sunda(hore, ayeuna urang diajar basa sunda deui) yang harus banting tulang untuk membiayai kuliahnya sambil siangnya berkerja. Dia orang Tasik asli. Lulusan SMA 1 Indihiang, katanya dia adik kelas Indra L Bruggman. Irman dengan senyumannya yang khas. Riang yang seorang jebolan STM tapi jago banget utak-atik motherboard. Dan masih banyak yang lain.
Dalam kehidupan ada yang datang dan ada yang pergi. Silih berganti. Proses alamiah yang seringkali membuatku rasai sakit, nikmat, menderita ataupun bahagia. Aku tak tahu. Mungkin inilah proses pendewasaan yang harus dijalani. Adaptasi dengan tempat baru selalu menuntut kedewasaan. Dimanapun dan kapanpun. Banyak sekali hal baru yang seringkali tidak sesuai dengan keinginan. Tapi itulah hidup didunia. Seringkali tak sesuai dengan ekspektasi.
Hidup harus terus berjalan. Sesuai atapun tak sesuai. Aku hanya harus menjalaninya sebaik-baiknya, senikmat-nikmatnya. Tak perlu berharap telalu banyak. Tak perlu rasa cemas yang berlebih. Seperti kata sebuah iklan, Enjoy Aja!
Ada yang pergi ada pula yang datang. Ketika semua hal tadi melenyap, timbul hal” baru yang datang tanpa diundang. Candaan Rizki dan Anang “Pak Mori”Banyuwangi yang seringkali mengundang tawa. Anang Madura yang seringkali menghadirkan senyum dengan bahasa jawa logat madura yang kental. Mbak Yani dengan beberapa petuah bijaknya. Malik yang sunda(hore, ayeuna urang diajar basa sunda deui) yang harus banting tulang untuk membiayai kuliahnya sambil siangnya berkerja. Dia orang Tasik asli. Lulusan SMA 1 Indihiang, katanya dia adik kelas Indra L Bruggman. Irman dengan senyumannya yang khas. Riang yang seorang jebolan STM tapi jago banget utak-atik motherboard. Dan masih banyak yang lain.
Dalam kehidupan ada yang datang dan ada yang pergi. Silih berganti. Proses alamiah yang seringkali membuatku rasai sakit, nikmat, menderita ataupun bahagia. Aku tak tahu. Mungkin inilah proses pendewasaan yang harus dijalani. Adaptasi dengan tempat baru selalu menuntut kedewasaan. Dimanapun dan kapanpun. Banyak sekali hal baru yang seringkali tidak sesuai dengan keinginan. Tapi itulah hidup didunia. Seringkali tak sesuai dengan ekspektasi.
Hidup harus terus berjalan. Sesuai atapun tak sesuai. Aku hanya harus menjalaninya sebaik-baiknya, senikmat-nikmatnya. Tak perlu berharap telalu banyak. Tak perlu rasa cemas yang berlebih. Seperti kata sebuah iklan, Enjoy Aja!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar